Untuk pertama kali Indonesia mencatat pilot yang batas usianya maksimal sampai 65 tahun. Pilot yang berhasil memecahkan rekor tersebut adalah pilot maskapai Garuda Indonesia, yakni Shadrach M Nababan. Kamis (10/1) adalah hari ulang tahun, sekaligus hari terakhir dirinya bertugas sebagai pilot.
Pada hari terakhir itu, bahkan Shadrach M Nababan sempat menerbangkan pesawat Airbus 330 dari Melbourne ke Jakarta. Ketika landing di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang dirinya langsung mendapat sambutan dari keluarga dan perusahaan tempat dirinya bekerja.
Bahkan dirinya diboyong ke kantor Garuda Indonesia di Bandara Soekarno-Hatta untuk mendapat pengakuan dari Museum Rekor Indonesia (MURI), setelah mendapat kalungan bunga dari Garuda Indonesia.
Shadrach M Nababan yang lahir di Butar, Tapanuli pada 10 Januari 1948 itu memulai kariernya di dunia penerbangan pada 29 Oktober 1971. Sampai pada Kamis (10/1) kemarin, dirinya tercatat telah menerbangkan pesawat dengan jam terbang mencapai 16.807 kali. Hampir seluruh pesawat telah diterbangkan oleh dirinya.
�Penghargaan juga sudah pernah dia dapatkan dalam kategori 10.000 jam terbang. Ini merupakan yang pertama kali di Indonesia, makanya tercatat di MURI,� ujar Senior Manager Public Relation Garuda Indonesia, Iksan Rosan.Sementara Shadrach sendiri mengatakan, peristiwa hari ini harap dimaknai sebagai tonggak bangkitnya penerbangan Indonesia. �Kami para pilot Indonesia setara dengan orang asing. Saya berterimakasih kepada perusahaan dan terutama keluarga saya yang sudah memberikan pengertian terhadap pekerjaan ini,� ujarnya.
Dia juga mengatakan, suka duka selama berkarier sebagai pilot di Garuda Indonesia lebih banyak suka daripada dukanya. �Sukanya pesawatnya baru terus, artinya setiap akan terbang pesawatnya ganti, awaknya pun sama selalu berganti, rute berbeda, selalu banyak yang baru sehingga membuat kita enjoy,� ujarnya.
Sedangkan dukanya, menurut dia jika ada permasalahan teknis. �Kalau ada masalah teknis cuaca, itu dukanya. Tapi saya bersyukur semua bisa ditanggulangi dengan baik,� terangnya.
Dia juga menyatakan, tidak mengalami kesulitan meski selalu ada pesawat baru yang harus diterbangkannya. Justru, menurut dia, saat ini banyak pesawat yang dilengkapi dengan alat bantu, sehingga dapat memudahkan pilot.
�Berbeda dengan pesawat F28 dan F27, ketika itu masih sangat sederhana, sehingga pilot harus menghitung. Saat ini sangat canggih, karena dilengkapi dengan computerized,� terangnya.Ditanya setelah pensiun, apa yang akan dilakukannya. Dia mengatakan, dirinya akan tetap mengabdi untuk menjadi pengajar generasi muda Indonesia. �Saya tidak tertarik bekerja kepada penerbangan asing. Saya ingin mengajar agar minimal pilot Indonesia setara dengan pliot asing,� tutupnya. | jadiberita.com
0 Response to "Shadrach M Nababan, Pilot Tertua di Indonesia"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.